Rabu, 19 Agustus 2015

Petaniku jadi Hantu

Aku merindukan hijaunya padi
Yang basah dengan embun pagi
Aku merindukan kemilau emasmu
Yang menunduk sambil menari-nari bersama angin
Aku merindukan senyuman petani
Dengan keringat segar bersama topi jerami

Kerinduan itu hilang tertelan surya
Memakan hijaumu menyisahkan hampa
Raut sedih dengan keringat luka
Hamparan sawah menghitam bagai neraka
Surya tak meyisahkan nafkah

Inikah yang kamu mau?
Yang kamu inginkan?
beribu petani haus dan lapar
Hentikan-hentikan semua itu
Lihat wajah-wajah yg terbungkus pilu
Berselimutkan luka dan harapan
Demi sesuap nasi,,

Hujan-hujan turunlah
Basahi bumi yang kering
Bumiku kini buruk rupa
Pribumi tak lagi jaga bumi
Tuhan,, hentikan-hentikan semua itu.

Bulukumba, 19 Agustus 2015