Kepada malam yang mulai tegak
Dari iktidal rukuknya yang panjang,
Aku bercerita tentang si fulan yang menghilang.
Terdengar kabar dari merpati putih
Seorang saudagar kaya telah mempekerjakanmu
Lalu kau meneguk berjuta kenikmatan
Berjuta kemunafikan, lalu lupa diri.
Bukankah kau pernah bilang,
ketika kita berdua di bawa tenda
sambil melihat kilaunya pantulan bintang
Yah,,di danau itu, danau Tanralili.
Kau bersumpah kepada bulan, kita takkan berpisah
Lalu kini, haruskah kita berpisah?
Kerja katamu, tapi kamu telah termakan goda materialistik
Wejanganmu kini bukan lagi zikir tapi uang, uang dan uang.
Aku malu kepada bulan, aku malu kepada buku yang kau hadiakan kepadaku berukirkan "jangan matre".
Aku malu kepada danau yang kau basuh untuk wudhu
Aku malu kepada sejadah tempatmu sujud.
Kini kau lupa diri, lupa segalanya.
Malam ini,
Aku Merenungi dirimu yang disana
Ketika mata tak mampu kupejam
Disitulah ada roda penyesalan,
Menyesali ikrar kita di danau Tanralili.
Bulukumba 11 Juli 2105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar